Rekam Jejak Braditi Moulevey di HIPMI Padang jadi Inspirasi Pengusaha Muda

PADANG – Pengusaha muda asal Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Braditi Moulevey kembali mencuri perhatian lewat kiprahnya yang konsisten membangun kolaborasi lintas sektor. Dalam berbagai kesempatan, termasuk saat menghadiri pelantikan Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Padang periode 2025-2028, Moulevey tampil sebagai figur yang mendorong sinergi antara dunia usaha dan pemerintah daerah. Pelantikan BPC HIPMI Kota Padang yang digelar di Grand Basko Hotel, Senin (10/11/2025), dihadiri oleh Wali Kota Padang Fadly Amran dan sejumlah tokoh penting, termasuk pengusaha kondang dari Ranah Minang, Basrizal Koto (Basko). Di bawah kepemimpinan Wendoky Putra Basko, HIPMI Padang mengusung semangat baru dengan tema “HIPMI Padang Bergerak: Tumbuh dan Maju Bersama untuk Kejayaan Kota Padang.” Momentum ini sekaligus menjadi ruang refleksi bagi Braditi Moulevey, eks Ketua BPC HIPMI Kota Padang pertama periode 2009-2012, yang kini dikenal luas sebagai pengusaha sekaligus tokoh muda Minang dengan jejaring nasional. Ia menilai kehadiran HIPMI bukan sekadar wadah organisasi, melainkan sarana strategis untuk memperkuat ekosistem usaha lokal. “HIPMI Padang harus menjadi rumah bagi para pengusaha muda, tempat bertukar gagasan dan mengembangkan potensi ekonomi daerah secara kreatif dan berintegritas,” katanya. Keterlibatan pria yang akrab disapa Levi itu dalam dunia kewirausahaan tak lepas dari rekam jejak panjangnya di berbagai organisasi. Selain aktif di HIPMI, ia kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (Sekjen DPP IKM) yang berperan menjembatani kolaborasi antara para perantau Minang di Ranah dan Rantau. Kedekatannya dengan Wali Kota Padang, Fadly Amran juga menjadi salah satu titik kuat dalam kiprahnya. Pertemuan di pelantikan Ketua BPC HIPMI Padang periode 2025-2028 kembali mempertegas kedalaman hubungan persahabatan yang telah terjalin lama sejak masa muda. Dalam suasana santai, Braditi Moulevey memberikan sejumlah masukan konstruktif untuk arah pembangunan Kota Padang, termasuk pengembangan sektor usaha dan investasi. “Masukan dari Bang Levi (sapaan akrab Braditi Moulevey) sangat berharga. Ia memahami betul karakter Kota Padang dan memiliki wawasan nasional yang bisa memperkaya kebijakan daerah,” kata Fadly Amran. Kolaborasi ide antara keduanya diharapkan menjadi bagian dari upaya memperkuat fondasi ekonomi Padang. Data Pemerintah Kota (Pemko) Padang mencatat, peningkatan signifikan pada jumlah Nomor Induk Berusaha (NIB) yang diterbitkan, dari 2.600 pada tahun 2023 menjadi lebih dari 10 ribu pada tahun 2024. Tren positif ini juga diiringi lonjakan jumlah usaha bersertifikat halal hingga delapan kali lipat. Sebagai pengusaha yang juga memahami aspek kebijakan publik, Levi menilai pertumbuhan tersebut perlu dibarengi dengan dukungan kebijakan yang mempermudah akses permodalan, pendampingan, dan sertifikasi bagi pelaku usaha baru. “Kota Padang memiliki potensi besar di sektor kuliner, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Jika digarap dengan kolaborasi yang solid, ini bisa menjadi lokomotif ekonomi baru bagi Sumatera Barat,” katanya. Suasana akrab dalam pertemuan itu menggambarkan kultur khas para pengusaha muda yang menjunjung nilai kebersamaan dan kolaborasi tanpa batas politik. Bagi Braditi Moulevey, silaturahmi semacam ini menjadi fondasi penting dalam menjaga kepercayaan dan memperluas peluang usaha bersama. Ia menilai, ke depan, HIPMI Padang harus mampu berperan sebagai inkubator kewirausahaan yang membina pengusaha muda agar mampu bersaing secara nasional. “Kita perlu memastikan HIPMI menjadi wadah yang melahirkan generasi pengusaha tangguh. Sinergi dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta menjadi kunci,” katanya. Ia terus menegaskan komitmennya untuk menjadikan Padang sebagai kota yang ramah investasi dan produktif secara ekonomi. “Bagi saya, membangun Padang bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab moral para pengusaha muda. Karena lewat usaha dan kerja sama, kita bisa membawa perubahan nyata,” imbuhnya. (*)

Braditi Moulevey Sebut Manajemen Baru Semen Padang FC Siap Berbenah Total, Fokus Bangkit dari Zona Degradasi

PADANG – Komisaris Semen Padang FC, Braditi Moulevey menegaskan bahwa klub kebanggaan masyarakat Minang itu akan menjalani evaluasi besar-besaran di bawah kepemimpinan manajemen baru. Langkah ini diambil setelah rapat perdana bersama jajaran direksi dan penasihat klub untuk membenahi seluruh aspek manajemen yang dinilai masih lemah, terutama dalam hal pendanaan. “Kami sudah melakukan rapat perdana dengan jajaran direksi yang baru dan penasihat. Kami akan melakukan evaluasi besar-besaran untuk merombak sistem manajemen agar lebih baik. Saat ini, manajemen memang masih mengalami kesulitan dalam hal pendanaan klub, dan sementara akan tetap dibantu oleh Penasihat Semen Padang FC, Andre Rosiade,” ujar Moulevey, Jumat (24/10/2025). Sebagai komisaris, kata Moulevey, tugas utamanya adalah mengawasi serta memberi masukan kepada direksi agar klub semakin profesional dan modern dalam pengelolaan. Tidak hanya memantau dari jauh, Braditi Moulevey memastikan dirinya akan hadir langsung di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Maluku Utara, pada Minggu (26/10/2025) untuk memberikan dukungan moril saat Semen Padang FC bertandang melawan Malut United dalam lanjutan BRI Super League musim kompetisi 2025-2026. “Kami sudah berkomunikasi dengan Pelatih Kepala Dejan Antonic melalui sambungan seluler. Kami meyakinkan beliau agar tim bisa tampil maksimal dan meraih poin di Malut,” ujarnya. Ia juga menyampaikan pesan khusus kepada suporter, pendukung, dan perantau Minang di seluruh Indonesia agar terus memberikan dukungan positif kepada tim, bukan caci maki. “Menang atau kalah, Semen Padang FC tetaplah kebanggaan orang Minang. Hentikan mencaci pemain dan ofisial yang sudah berjuang. Mereka pun tidak ingin kalah. Sekarang waktunya kita bersatu memberi semangat,” katanya. Pria yang akrab disapa Levi itu mengimbau seluruh pendukung agar memberikan kesempatan kepada manajemen baru untuk membuktikan kinerjanya. Menurutnya, perubahan besar butuh waktu, kerja sama dan dukungan penuh dari seluruh pihak. “Manajemen lama sudah berakhir, sekarang mari kita dukung manajemen yang baru ini untuk berbuat. Dalam waktu dekat kami akan menggelar rapat lanjutan dengan seluruh jajaran klub di Padang untuk melakukan evaluasi total,” ungkapnya. Ia menegaskan pembenahan akan menyentuh seluruh lini, mulai dari merchandise, marketing hingga pembinaan internal. “Semua akan kami benahi. Kami minta direksi yang baru untuk bergerak cepat. Ini memang tidak mudah, tapi jika dilakukan bersama, semuanya akan jadi ringan,” katanya. Bangkit dari Keterpurukan Saat ini, Semen Padang FC masih berada di posisi juru kunci klasemen sementara BRI Super League 2025–2026, dengan catatan tujuh kekalahan, satu kemenangan, dan satu hasil seri. Kekalahan terakhir di kandang sendiri dari Bhayangkara FC dengan skor tipis 0–1 menjadi alarm keras bagi manajemen baru. Braditi menyebut bahwa faktor mental menjadi persoalan utama tim. “Teknisnya kita tidak kalah dari klub lain, tapi masalahnya adalah mental. Kami yakin dengan pelatih baru Dejan Antonic dan para pemain bisa bangkit. Kami optimis meraih tiga poin melawan Malut United,” ujarnya. Pertandingan Malut United FC vs Semen Padang FC akan digelar pada Minggu (26/10/2025) pukul 19.00 WIB di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate. Laga ini menjadi momentum penting untuk membangkitkan moral dan kepercayaan diri tim. Dengan dukungan penuh dari manajemen baru, doa masyarakat Minang, dan komitmen pelatih serta pemain, Kabau Sirah menargetkan kebangkitan nyata dari keterpurukan. “Perjalanan masih panjang. Kami yakin Semen Padang bisa bangkit jika semua pihak bersatu,” kata Levi. Dejan Antonic Siap Ubah Mental Tim Sementara itu, Pelatih Kepala Semen Padang FC Dejan Antonic sudah bisa mendampingi tim secara penuh setelah persoalan administrasinya tuntas. Sebelumnya, ia absen dari bench saat melawan Bhayangkara FC dan posisinya digantikan oleh Asisten Pelatih, FX Yanuar. Menjelang laga tandang ke Maluku Utara, Dejan menegaskan pentingnya disiplin dan kerja keras di latihan. “Karakter saya, semua harus kerja keras dan disiplin. Saya ingin Semen Padang berubah dan siap menerima hasil di lapangan dengan kepala tegak,” kata Dejan. Ia juga berencana berbicara dari hati ke hati dengan para pemain untuk memahami kendala yang mereka hadapi di lapangan. “Saya akan tanya ke pemain apa yang mereka rasakan, apa yang sulit. Saya bisa jadi teman, bisa juga jadi ayah bagi mereka,” ujarnya. Rekam jejak Dejan di sepak bola Indonesia cukup menjanjikan. Ia pernah menyelamatkan tim-tim seperti Borneo FC, Pelita Bandung Raya, dan Arema FC dari zona degradasi, sebuah pengalaman yang diharapkan bisa menular ke Kabau Sirah. (*)

Pengamat Sebut Tokoh Muda Perantau Minang, Braditi Moulevey Layak Mewakili Generasi Baru Padang

PADANG – Pengamat Politik dari Liberte Institute, Indrayadi, menilai Braditi Moulevey Rajo Mudo sebagai sosok muda yang memiliki karakter kepemimpinan kuat dan kedekatan nyata dengan masyarakat, baik di ranah maupun di rantau. Menurut Indrayadi, kepedulian Braditi Moulevey terhadap masyarakat sudah terbukti melalui aktivitas sosialnya, bukan sekadar muncul menjelang momentum politik. “Bang Levi (sapaan akrab Braditi Moulevey, red) bukan hanya aktif di organisasi, tapi juga turun langsung ke masyarakat. Ia hadir dalam berbagai kegiatan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan pendidikan di Padang maupun Sumbar. Itu menunjukkan kepedulian yang konsisten,” katanya, Rabu (22/10/2025). Sebagai Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM), Braditi Moulevey dinilai berperan penting menjembatani hubungan antara perantau Minang dan masyarakat di kampung halaman. “Ia aktif menjalin kolaborasi lintas daerah dan membangun komunikasi antara ranah dan rantau. Ini hal yang penting, karena Padang butuh figur yang bisa menyatukan banyak kalangan,” kata Indrayadi. Di tengah perubahan dinamika politik, katanya, kemunculan figur muda seperti Braditi Moulevey menjadi warna baru. “Ia termasuk kelompok muda dengan semangat besar. Jaringannya terbukti luas, baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Ia punya modal sosial yang kuat dan kedekatan emosional dengan masyarakat,” ujarnya. Braditi Moulevey dikenal luas di kalangan perantau Minang. Dirinya bertumbuh sejak kecil di Jati serta Marapalam, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Dua kawasan tempat keluarga besar ayah dan ibunya dibesarkan. Dirinya telah lama aktif dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat, termasuk program peningkatan ekonomi, pelatihan keterampilan dan pelestarian kebudayaan. Menurut Indrayadi, akar sosial yang kuat menjadi modal penting bagi siapa pun yang ingin mengemban tanggung jawab publik. “Kota Padang membutuhkan figur yang tidak hanya memahami pemerintahan, tapi juga memahami masyarakatnya. Braditi memiliki karakter itu. Dia komunikatif, terbuka dan bisa diterima lintas kelompok,” katanya. Dapat Apresiasi dari Sejumlah Tokoh Nama Braditi Moulevey mulai ramai dibicarakan setelah beberapa kali mendampingi Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade dalam sejumlah agenda di Sumbar beberapa waktu lalu. Dalam sebuah video yang diunggah ke akun TikTok pengacara Mukti Ali Kusmayadi Putra atau Boy London, Andre sempat menyebut Braditi sebagai sosok muda yang disiapkan untuk menjadi Wali Kota Padang di masa depan. “Saya bersama pengacara kondang asal Sumbar, Bang Boy London, kemudian ada Wali Kota Padang, Fadly Amran, dan calon penggantinya, Braditi Moulevey Rajo Mudo,” ucap Andre dalam video tersebut. Pernyataan spontan itu memicu diskusi publik, namun Indrayadi menilai, hal tersebut sebaiknya dipahami sebagai bentuk kepercayaan dan dorongan moral, bukan deklarasi politik. “Dukungan seperti itu menunjukkan pengakuan terhadap kapasitas seseorang, tapi proses politik tetap panjang. Politik bukan soal klaim, melainkan tentang kerja nyata dan konsistensi,” katanya. Indrayadi juga menilai, peta persaingan di Pilkada Padang mendatang akan lebih terbuka. “Berdasarkan pengalaman, posisi petahana atau wakil biasanya punya peluang kemenangan yang terbatas. Artinya, kompetisi akan dimulai dari titik nol, dan semua punya kesempatan yang sama,” katanya. Selain dari kalangan pengamat dan wakil rakyat, tokoh lokal juga memberi pandangan positif terhadap Braditi Moulevey. Bupati Solok, Jon Firman Pandu, dalam satu kesempatan menyebut bahwa sosok Braditi memiliki pembawaan dan karakter yang cocok untuk memimpin. “Pembawaannya memang pas sih, kita doakan saja Pak Sekjen,” ujar Jon Firman Pandu saat mendampingi Andre Rosiade dalam agenda kunjungan beberapa waktu lalu. Pernyataan itu, meski bukan bentuk dukungan politik formal, menunjukkan bahwa figur Braditi Moulevey mulai mendapat perhatian di kalangan kepala daerah dan tokoh publik. Ia dinilai mampu membawa semangat baru dalam gaya kepemimpinan yang lebih komunikatif dan kolaboratif. Kepedulian dan empati Braditi terhadap masyarakat juga mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat Kota Padang, Verry Mulyadi yang kini menjabat sebagai Sekretaris Komisi IV DPRD Sumbar. Menurut Verry, Braditi Moulevey termasuk sedikit dari generasi muda yang masih menunjukkan perhatian besar terhadap masyarakat, baik di ranah maupun di rantau. “Tidak banyak anak muda sekarang yang peduli terhadap daerah dan masyarakatnya, apalagi yang berada di rantau. Sosok Braditi Moulevey adalah salah satunya yang telah berbuat nyata di perantauan,” ujar Verry beberapa waktu lalu. Verry menjelaskan, kepedulian itu terlihat dari kiprah Braditi di Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM) yang diketuai Andre Rosiade. Salah satu program yang ia gagas adalah bus mudik gratis bagi masyarakat Minang, yang memudahkan ribuan perantau pulang ke kampung halaman setiap tahun. Selain aktif di organisasi sosial, Ketua DPC Gerindra Padang itu menilai Moulevey juga dikenal memiliki perhatian terhadap dunia olahraga. Buktinya, saat ini Braditi Moulevey dipercaya sebagai Komisaris PT Kabau Sirah Semen Padang, perusahaan yang menaungi klub legendaris Semen Padang FC. “Kepercayaan itu menunjukkan kemampuan dan komitmen Braditi dalam membangun institusi yang ia emban. Ia punya kemampuan manajerial dan semangat menghidupkan kembali kejayaan Semen Padang FC,” ucapnya. Menurutnya, berbagai amanah yang diberikan masyarakat dan organisasi menjadi bukti bahwa Braditi memiliki integritas serta kemampuan memimpin di berbagai bidang. “Saya percaya, dengan semangat dan kerja kerasnya, ia bisa terus berkontribusi besar untuk daerah,” katanya. Lantas, apa tanggapan dari Braditi Moulevey? Menanggapi berbagai pandangan tersebut, Braditi Moulevey menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada para tokoh dan pengamat yang telah memberikan pandangan positif terhadap dirinya. “Saya sangat berterima kasih atas kepercayaan, doa, dan pandangan baik dari banyak pihak, termasuk Pak Andre Rosiade, Pak Jon Firman Pandu, dan Pak Verry Mulyadi, termasuk dari pengamat politik, Pak Indrayadi. Semua itu saya anggap sebagai bentuk motivasi agar saya terus berbuat lebih baik bagi masyarakat,” kata Levi. Ia menegaskan, dirinya saat ini masih fokus pada kegiatan sosial dan organisasi, bukan pada agenda politik. “Saya percaya, penghargaan terbesar datang bukan dari jabatan, tapi dari manfaat yang bisa kita berikan kepada orang lain. Selama masih bisa berbuat untuk masyarakat, itu yang akan saya lakukan,” katanya. Dirinya juga menyebut bahwa politik adalah perjalanan panjang yang harus dilalui dengan kerja nyata, bukan sekadar wacana. “Bagi saya, semua proses harus dijalani dengan kesabaran dan niat baik. Jika nanti ada jalan ke arah itu, biarlah masyarakat yang menilai dan waktu yang menjawab,” tuturnya. (*)

Sekjen DPP IKM, Braditi Moulevey Ditunjuk jadi Komisaris Semen Padang FC, Ini yang akan Dilakukan

PADANG – Struktur manajemen PT Kabau Sirah Semen Padang resmi mengalami perombakan menyusul keputusan sirkuler para pemegang saham yang ditetapkan pada 3 Oktober 2025. Dalam keputusan tersebut, nama Braditi Moulevey resmi masuk dalam jajaran Komisaris perusahaan hingga Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2030. Perusahaan ini merupakan badan pengelola Semen Padang FC, klub sepak bola kebanggaan masyarakat Sumatera Barat. Masuknya pria yang akrab disapa Levi itu dalam jajaran Komisaris menjadi sorotan, mengingat perannya yang selama ini cukup aktif dalam berbagai kegiatan dan inisiatif olahraga di daerah. Braditi Moulevey menyambut penunjukan ini dengan sikap rendah hati. Ia menegaskan bahwa jabatan Komisaris bukanlah ruang untuk menonjolkan diri, melainkan amanah untuk bekerja bersama. “Saya hanya ingin ikut berkontribusi sebisanya. Klub ini milik banyak orang, milik masyarakat Sumatera Barat. Peran saya kecil, tapi saya berharap bisa bermanfaat,” katanya, Jumat (17/10/2025). Ia juga menambahkan bahwa membangkitkan kembali kejayaan Semen Padang FC tidak bisa dilakukan secara individual. “Diperlukan semangat kebersamaan dari berbagai pihak, baik manajemen, pemain, suporter, maupun masyarakat luas agar klub bisa kembali disegani,” katanya. “Yang penting kita jaga semangat kebersamaan. Tidak ada satu orang pun yang bisa membangun klub ini sendirian. Semuanya harus bergerak bersama,” sambung Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. Lebih jauh, Levi menegaskan bahwa Semen Padang FC bukan sekadar klub sepak bola, melainkan simbol kebanggaan Ranah Minang. “Semen Padang FC itu merupakan klub kebanggaan Ranah Minang. Seluruh masyarakat Ranah Minang, di manapun mereka berada, sangat menunggu-nunggu kebangkitan dan mencintai klub ini,” katanya. Selain soal kebanggaan, ia juga menyampaikan harapannya terhadap arah klub ke depan. Dirinya optimis bahwa dengan komposisi manajemen dan pelatih baru, Semen Padang FC mampu tampil lebih kompetitif di level tertinggi sepak bola nasional. “Kita tentu berharap dengan manajemen yang semakin solid dan pelatih baru, Semen Padang FC bisa terus bertarung dan memberikan yang terbaik di Liga 1. Harapan kita semua sama, yakni melihat Kabau Sirah kembali disegani,” ujarnya. Braditi Moulevey juga menekankan pentingnya dukungan seluruh masyarakat Minang, baik yang berada di Ranah maupun di Rantau. Dukungan moril, semangat, serta rasa memiliki dari masyarakat diyakini dapat menjadi energi besar bagi klub untuk terus berkembang. “Semen Padang FC tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan orang Minang di manapun berada sangat berarti. Ini bukan hanya tentang sepak bola, tapi tentang harga diri dan kebanggaan kita bersama,” ujarnya dengan tegas. Langkah restrukturisasi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat fondasi pengelolaan klub secara lebih profesional dan terbuka. Dalam struktur baru, Braditi Moulevey akan berperan mengawasi arah kebijakan perusahaan agar sejalan dengan visi jangka panjang pengembangan klub menjadi klub sepak bola yang profesional. Selain Braditi Moulevey, jajaran Komisaris dan Direksi PT Kabau Sirah Semen Padang kini terdiri dari Ilham Aldelano Azre sebagai Komisaris Utama, Erick Reza Alandri sebagai Komisaris, Hermawan Ardiyanto sebagai Direktur Utama, dan Akhmayanda Nasution sebagai Direktur Operasional. (*)

Andre Rosiade Sebut Braditi Moulevey sebagai Calon Pengganti Fadly Amran Pimpin Padang

PADANG – Braditi Moulevey Rajo Mudo, sosok perantau Minang sekaligus Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM), kini tengah menjadi pembicaraan publik di Sumatera Barat (Sumbar). Namanya mulai disebut-sebut dalam sejumlah perbincangan di media sosial sebagai salah satu tokoh muda yang berpotensi maju dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilkada) Padang periode 2030-2035. Isyarat tersebut mencuat setelah ia beberapa kali tampak mendampingi Andre Rosiade, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, dalam berbagai agenda kunjungan kerja di Sumbar. Dalam salah satu video yang diunggah ke akun TikTok milik pengacara kondang asal Sumbar, Mukti Ali Kusmayadi Ali Putra atau yang akrab disapa Boy London, Andre sempat melontarkan pernyataan terbuka. Ia menyebut nama Braditi Moulevey sebagai sosok yang disiapkan untuk menjadi Wali Kota Padang pengganti Fadly Amran di masa mendatang. “Saya bersama pengacara kondang asal Sumbar, Hotman Paris-nya Sumbar, bang Boy London, kemudian ada Wali Kota Padang, Fadly Amran dan calon penggantinya, Braditi Moulevey Rajo Mudo,” ujar Andre Rosiade dalam video tersebut. Pernyataan spontan Andre Rosiade itu sontak menyita perhatian warganet. Meski Pilkada 2030 masih cukup lama, sejumlah komentar mulai bermunculan, baik yang bersifat dukungan maupun sekadar menilai sosok Braditi sebagai tokoh muda yang potensial. Sejatinya, Braditi Moulevey Rajo Mudo bukan nama asing di kalangan perantau Minang. Lahir dan besar di Padang, ia dikenal sebagai figur yang aktif di berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan. Kiprahnya di dunia perantauan telah lama ia ukir, terutama melalui posisinya sebagai Sekjen DPP IKM, organisasi besar yang menaungi para perantau Minang di berbagai daerah, bahkan di luar negeri. Dalam kapasitasnya tersebut, pria yang akrab disapa Levi itu kerap terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, pembangunan, dan kolaborasi lintas daerah. Ia juga dikenal aktif menjembatani komunikasi antara perantau dan ranah Minang, terutama dalam upaya memperkuat ekonomi masyarakat dan memperluas jejaring kolaborasi bagi pembangunan daerah asal. Braditi Moulevey juga beberapa kali ikut terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat di kampung halaman. Fokusnya tak hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga pendidikan, kebudayaan, dan pemberdayaan generasi muda. Rekam jejaknya sebagai tokoh muda perantau memberi kesan bahwa ia memiliki kedekatan emosional dan kepedulian terhadap kota kelahirannya. Dinilai Punya Karakter Pemimpin Tak hanya Andre Rosiade, sejumlah tokoh lokal juga memberi pandangan serupa. Jon Firman Pandu, Bupati Solok, dalam satu kesempatan turut memberikan pandangan bahwa sosok Braditi memang memiliki karakter kepemimpinan yang kuat. “Pembawaannya memang pas sih, kita doakan yah Pak Sekjen,” ujar Jon Firman Pandu saat mendampingi Andre dalam salah satu agenda kunjungan beberapa waktu lalu. Penilaian seperti ini, meski bukan bentuk dukungan politik formal, menunjukkan bahwa Braditi Moulevey mulai dilihat sebagai figur muda yang punya peluang untuk tampil dalam panggung politik lokal. Namun, baik Andre maupun Jon menegaskan bahwa semua proses politik masih panjang dan membutuhkan perjalanan serta kerja nyata, bukan sekadar wacana. Selain aktif di organisasi masyarakat, Braditi Moulevey juga dikenal sebagai kader Partai Gerindra, partai besutan Presiden Prabowo Subianto. Ia telah lama berkiprah di lingkungan politik nasional, terutama melalui jejaring partai dan komunitas perantau. Keterlibatannya di Gerindra membentuk pengalaman politik yang cukup matang bagi seorang kader muda. Ia juga dikenal sebagai sosok yang mengedepankan pendekatan persuasif dan komunikasi lintas sektor dalam membangun jejaring. Dalam beberapa kesempatan, Braditi Moulevey juga dipercaya untuk mendampingi tokoh-tokoh nasional dalam agenda politik maupun kunjungan kerja ke Sumbar. Meski demikian, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Braditi Moulevey terkait rencana pencalonan dirinya. Dirinya mengaku masih fokus pada aktivitas sosial dan organisasi. Isyarat dari berbagai tokoh lebih banyak dipandang publik sebagai bentuk kepercayaan dan dorongan moral agar anak muda Minang tampil dalam kepemimpinan masa depan. Jalan Panjang Perbincangan mengenai figur potensial seperti Braditi Moulevey menggambarkan dinamika politik yang mulai bergerak jauh sebelum masa Pilkada tiba. Kota Padang sebagai salah satu daerah strategis di Sumbar memang kerap melahirkan tokoh muda potensial dari kalangan perantau maupun lokal. Dengan latar belakang sosial yang kuat, jaringan perantau yang luas, dan pengalaman organisasi, Braditi dianggap memiliki bekal awal yang cukup jika kelak benar-benar terjun ke kancah politik lokal. Namun, jalan menuju pencalonan masih panjang dan penuh tahapan. Selain dukungan politik partai, faktor konsolidasi masyarakat dan rekam jejak pengabdian di lapangan akan menjadi penentu penting. Bagi sebagian masyarakat, kemunculan figur muda seperti Braditi memberi warna baru dalam peta politik Padang ke depan. Meski demikian, publik juga masih akan menilai melalui kinerja, rekam jejak serta kontribusinya terhadap kemajuan daerah, bukan sekadar melalui pernyataan atau dukungan simbolis. (*)

Jadwal hingga Hak Siar Liga 1, Fans Nilai Semen Padang FC Dirugikan

PADANG – Kekecewaan mendalam dirasakan para pecinta sepak bola tanah air, khususnya pendukung Semen Padang FC. Klub bersejarah asal Ranah Minang itu hanya mendapatkan tiga pertandingan kandang di akhir pekan (Sabtu-Minggu) sepanjang 34 pekan Super Liga musim ini. Intensitas pertandingan di kandang ini sangat timpang dibandingkan dengan tim lain, seperti Bali United yang memperoleh 14 laga kandang akhir pekan, atau Persis Solo dengan 13 laga. Bagi sebagian orang, jumlah pertandingan di akhir pekan mungkin sekadar angka. Namun, bagi suporter, terutama perantau Minang yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan luar negeri, ini menyangkut akses, kesempatan, dan kebanggaan. Pertandingan di akhir pekan adalah waktu emas bagi mereka untuk menyaksikan langsung atau sekadar mengikuti lewat siaran televisi tanpa harus berbenturan dengan aktivitas pekerjaan. “Ini jelas sangat merugikan kami sebagai fans. Kenapa Semen Padang FC hanya mendapat tiga pertandingan Sabtu-Minggu? Ketidakadilan ini begitu nyata,” ungkap Braditi Moulevey, tokoh perantau Minang yang juga pecinta Semen Padang FC, Minggu (24/8/2025). Moulevey menilai keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator liga menimbulkan tanda tanya besar. Dengan distribusi jadwal yang timpang, publik berhak mempertanyakan transparansi sekaligus profesionalisme dalam pengelolaan kompetisi. “Harapan kami, PT LIB lebih fair. Jangan bikin kecewa suporter. Apalagi jangan sampai ada indikasi praktik mafia di balik penentuan jadwal ini. Kalau tidak segera dievaluasi, kepercayaan masyarakat terhadap liga bisa makin tergerus,” ujarnya. Ia juga menambahkan, Ketua Umum PSSI Erick Thohir perlu turun tangan untuk mengecek langsung apakah penjadwalan telah dilakukan secara transparan atau justru sarat dengan kepentingan tertentu. Hak Siar dan Dugaan Konflik Kepentingan Masalah tidak berhenti pada jadwal pertandingan. Fans juga menyoroti hak siar yang dianggap tidak proporsional bagi Semen Padang FC. Braditi Moulevey mengatakan, Semen Padang FC adalah klub sepakbola lama dengan basis suporter luas, terutama dari kalangan perantau Minang. Namun, perhatian terhadap hak siar justru minim. “Kami mendengar bahwa pemegang hak siar merupakan anak perusahaan dari PT Bali Bintang Sejahtera, pengelola Bali United. Kalau ini benar, tentu berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Apalagi Bali United sendiri mendapat 14 laga akhir pekan, jauh di atas Semen Padang FC,” tegasnya. Hak siar bukan sekadar soal tontonan. Ia berkaitan erat dengan eksposur media, pemasukan sponsor, dan nilai komersial klub. Klub yang sering tampil di prime time, yakni Sabtu dan Minggu akan lebih banyak dilihat publik dan otomatis menarik minat sponsor. “Kalau Semen Padang FC terus dipinggirkan, dampaknya bukan hanya pada tim, tapi juga ekonomi masyarakat sekitar stadion yang menggantungkan hidup dari setiap pertandingan,” ujar Braditi. Semen Padang FC bukan hanya klub sepak bola, melainkan bagian dari identitas masyarakat Minang. Setiap kali Kabau Sirah berlaga di Stadion Haji Agus Salim, ribuan orang datang, mulai dari pedagang kecil, penjual atribut, tukang parkir, hingga pelaku UMKM di sekitar stadion. “Kalau pertandingan jarang di akhir pekan, otomatis jumlah penonton turun. Banyak perantau yang tidak bisa pulang menonton. Artinya, pendapatan ekonomi masyarakat kecil ikut terdampak,” jelas Moulevey. Di sisi lain, Semen Padang FC juga menjadi salah satu kebanggaan diaspora Minang di luar negeri. Pertandingan akhir pekan sering menjadi momen berkumpul di berbagai komunitas perantau, baik di Malaysia, Timur Tengah, hingga Eropa. Dengan jadwal minim di akhir pekan, rasa kebersamaan itu ikut tergerus. Tak kalah penting, ada pula dampak psikologis bagi para suporter. Suporter bukan sekadar penonton pasif, melainkan bagian integral dari klub. Ketika merasa klubnya diperlakukan tidak adil, muncul rasa kecewa, marah, bahkan frustrasi. “Kami sebagai perantau Minang merasa dipinggirkan. Padahal, sepak bola adalah hiburan rakyat. Kalau sudah begini, bagaimana kami bisa menikmati liga dengan perasaan bangga? Justru yang ada hanyalah rasa kecewa,” ucap Braditi. Braditi Moulevey bersama komunitas pecinta Semen Padang FC berharap PT LIB segera melakukan evaluasi menyeluruh. Mereka juga meminta PSSI sebagai federasi untuk turun tangan memastikan tidak ada praktik yang merugikan klub tertentu. “Sepak bola Indonesia sudah sering tercoreng oleh isu mafia dan ketidakadilan. Jangan biarkan hal ini berulang. Liga harus fair untuk semua klub, besar maupun kecil,” pungkas Braditi. Ia mengatakan, kritik fans Semen Padang FC ini mencerminkan keresahan publik terhadap tata kelola sepak bola nasional. Liga 1 bukan hanya panggung kompetisi, tetapi juga simbol keadilan, kebanggaan, dan identitas daerah. Jika pengelolaan liga tidak transparan, maka yang dirugikan bukan hanya klub, melainkan seluruh masyarakat yang hidup dan bernafas bersama sepak bola. (*)

Braditi Moulevey Rajo Mudo Apresiasi Dukungan Masyarakat saat Pertemuan dengan Dunsanak Uda Levi di Padang

PADANG – Pertemuan hangat digelar di Kota Padang pada Jumat (15/8/2025) malam antara tokoh perantau Minang, Braditi Moulevey Rajo Mudo dengan Dunsanak Uda Levi. Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh seperti Budi Syahrial, Irsal Mawardi Sutan Pangeran, serta beberapa tokoh masyarakat lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM) itu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat yang telah memberikan dukungan penuh ketika dirinya maju sebagai Bakal Calon Wali Kota (Bacawako) Padang periode 2025-2030. “Dukungan masyarakat waktu itu adalah anugerah besar bagi saya. Meski takdir belum berpihak, saya tetap berutang budi kepada seluruh dunsanak yang telah percaya,” ujar Braditi Moulevey. Ia menekankan bahwa perjuangan membangun Kota Padang tidak berhenti hanya pada kontestasi politik. Sebagai perantau, Braditi Moulevey mengaku tetap memiliki komitmen kuat untuk berkontribusi bagi kemajuan ibu kota Sumatera Barat (Sumbar) itu.   Menurutnya, Padang bukan sekadar pusat pemerintahan provinsi, melainkan juga jantung peradaban Minangkabau modern. “Padang punya potensi sejarah, budaya, dan ekonomi yang luar biasa. Saya percaya, dengan kerja bersama, kota ini bisa menjadi pusat peradaban sekaligus kota yang ramah bagi generasi muda,” katanya. Braditi Moulevey menambahkan, ikatan rantau dengan kampung halaman adalah modal penting bagi pembangunan Sumbar ke depan. Pertemuan Dunsanak Uda Levi malam itu pun meninggalkan kesan mendalam dan suasana penuh keakraban. Selain mempererat persaudaraan, forum tersebut juga menjadi ruang refleksi tentang arah pembangunan Kota Padang. Kehadiran tokoh Minang seperti Braditi Moulevey Rajo Mudo, menegaskan bahwa semangat membangun kampung halaman tidak pernah padam, meski jalan yang ditempuh berbeda-beda. Para tokoh yang hadir sepakat bahwa silaturahmi antar dunsanak perantau dan masyarakat di ranah perlu terus dipererat. (*)

Sekjen DPP IKM, Braditi Moulevey Resmi Bergabung dengan Muhammadiyah

PADANG – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, resmi menjadi warga Muhammadiyah. Penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) dilakukan langsung oleh Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat (Sumbar), Bakhtiar, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jumat (15/8/2025). Bagi Moulevey, langkah ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk kedekatan personal dengan organisasi Islam yang telah menjadi bagian dari perjalanan keluarganya. “Bagi saya, ini seperti pulang ke rumah sendiri. Muhammadiyah bukan hal yang asing bagi saya,” ujarnya. Ketua PWM Muhammadiyah Sumbar, Bakhtiar, mengapresiasi kehadiran Braditi Moulevey di tengah Muhammadiyah. Sebagai perantau Minang yang memegang peran strategis di DPP IKM, ia dinilai mampu menjadi jembatan sinergi antara organisasi perantau Minang dan Muhammadiyah. “Latar belakang Muhammadiyah sangat diterima di Sumbar, meskipun didirikan di Yogyakarta. Saya berharap IKM mampu melahirkan tokoh-tokoh baru yang dapat berkontribusi bagi bangsa, seperti masa lalu ketika Sumbar banyak memiliki tokoh nasional,” kata Bakhtiar. Ia menambahkan, kehadiran figur seperti Moulevey di Muhammadiyah dapat menjadi teladan bagi generasi muda Minangkabau untuk menggabungkan semangat keagamaan, intelektualitas, dan pengabdian sosial. “Saya berharap suatu saat akan lahir penerus tokoh nasional dari Sumbar. Siapa tahu salah satunya adalah Pak Levi,” ujarnya. Senada dengan itu, Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata Muhammadiyah, Gun Sugianto, menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya. “Kami berterima kasih atas kesediaan Pak Braditi Moulevey menjadi warga Muhammadiyah. Ini adalah kebanggaan sekaligus penguatan jejaring dalam membangun perekonomian, pendidikan, dan dakwah di Sumatera Barat,” ucapnya. Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah berdiri pada 18 November 1912 di Yogyakarta atas prakarsa KH Ahmad Dahlan. Organisasi ini bertujuan memurnikan ajaran Islam sesuai Al-Qur’an dan Sunnah serta mengembangkan amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial. Seiring perjalanan waktu, Muhammadiyah menjadi salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, dengan jutaan anggota dan ribuan amal usaha yang tersebar di seluruh provinsi. Di Sumbar, Muhammadiyah telah mendirikan berbagai sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan pusat dakwah yang berperan besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran Muhammadiyah di Sumbar tak lepas dari semangat pembaruan dan keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan yang sejalan dengan karakter masyarakat Minangkabau. Kiprahnya telah melahirkan tokoh-tokoh nasional dari ranah Minang, baik di bidang politik, pendidikan, maupun gerakan sosial. Dengan bergabungnya Braditi Moulevey, diharapkan sinergi antara IKM dan Muhammadiyah semakin erat, terutama dalam mendorong kemajuan umat dan daerah melalui pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan sosial. (*)

Dampingi Kunjungan Andre Rosiade, Braditi Moulevey: Perantau Minang Harus Terlibat Majukan Sumbar

Padang – Selama enam hari penuh dari tanggal 10 hingga 15 Agustus 2025, Sumatera Barat (Sumbar) menjadi saksi rangkaian kunjungan kerja yang padat dari Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade. Dalam setiap langkahnya, Andre didampingi oleh Braditi Moulevey, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar yang juga Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM). Keduanya mengunjungi berbagai daerah, dari Dharmasraya di ujung timur hingga Pasaman di utara Sumbar dengan membawa pesan yang sama, pembangunan harus dirasakan merata oleh masyarakat, tidak hanya terpusat di kota-kota besar. Perjalanan dimulai pada Minggu (10/8/2025). Braditi, Andre, dan rombongan lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta dan mendarat di Muaro Bungo, Jambi menuju Dharmasraya via jalur darat. Udara sore di Bandara Muaro Bungo terasa hangat menyambut. Agenda utama hari itu adalah peresmian Tower BTS Sungai Rumbai, Kecamatan Asam Jujuhan. Bagi masyarakat setempat, BTS ini bukan sekadar menara besi. Ini adalah pintu gerbang menuju dunia digital. Braditi Moulevey menyebut, kehadiran infrastruktur telekomunikasi di daerah terpencil akan membuka peluang besar bagi pendidikan, perdagangan, dan layanan publik. “Kita tidak ingin ada lagi cerita anak sekolah harus memanjat bukit atau mencari titik sinyal. Ini era di mana akses internet adalah kebutuhan dasar,” ujar Braditi Moulevey, Selasa (12/8/2025). Malam harinya, mereka menghadiri ramah tamah bersama Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani dan para penerima beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP). Moulevey terlihat akrab berbincang dengan para pelajar, menyemangati mereka untuk terus belajar. Menurutnya, investasi pada pendidikan akan menjadi pondasi pembangunan jangka panjang. Pada Senin (11/8/2025), rombongan bertolak ke Sijunjung. Pagi itu dimulai dengan kunjungan ke Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto bersama Wali Kota setempat. Gedung ini adalah simbol upaya melestarikan sejarah dan budaya kota tambang tua itu. Dalam kunjungan ke dua wilayah itu, Andre Rosiade, Braditi Moulevey dan jajaran tim didampingi oleh Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra dan Wakil Wali Kota (Wawako) Jeffry Hibatullah. “Budaya adalah identitas kita. Kalau hilang, kita akan kehilangan arah. Karena itu, pembangunan fisik harus sejalan dengan pelestarian budaya,” kata Braditi. Siang harinya, agenda bergeser ke peresmian beberapa BTS di Silongo, Pasilihan, dan Kotaluo, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Solok. Kedua kepala daerah ikut mendampingi mereka. Mereka yakni, Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir dan Bupati Solok, Jon Firman Pandu. Setiap lokasi diresmikan dengan harapan yang sama, memperkecil kesenjangan digital antara kota dan desa. Braditi Moulevey menekankan, pembangunan jaringan telekomunikasi akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi lokal. “UMKM bisa memasarkan produknya lebih luas. Petani bisa mengakses informasi harga. Anak-anak bisa belajar tanpa hambatan. Semua ini hanya mungkin jika internet tersedia,” jelasnya. Pada Selasa (12/8/2025), menjadi hari yang padat di Kota Padang. Rombongan mengawali kegiatan dengan meninjau Dapur MBG di Ujung Gurun, sebuah program sosial yang menyediakan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan. Andre dan Braditi juga meninjau langsung program makan siang gratis di SDN 24 Ujung Gurun, di mana keduanya berinteraksi langsung dengan guru dan murid. Di sela kegiatan, Braditi Moulevey mengungkapkan, infrastruktur sosial seperti dapur umum dan sekolah harus mendapat perhatian yang sama seriusnya dengan infrastruktur fisik. Setelah itu, mereka meninjau Titik Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dan rencana pembangunan GOR Agus Salim. Ia menilai, revitalisasi GOR akan menjadi ruang publik penting untuk olahraga dan kegiatan masyarakat. Pada Rabu (13/8/2025), kegiatan perjalanan direncanakan berlanjut ke Pasaman. Di sini, mereka meninjau lokasi pembangunan jembatan strategis yang menghubungkan daerah-daerah penghasil komoditas pertanian dengan jalur distribusi utama. “Jembatan ini akan memangkas waktu tempuh, mengurangi biaya transportasi, dan membuka akses pasar bagi petani. Dampaknya langsung terasa pada kesejahteraan masyarakat,” kata Braditi. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan agar proyek infrastruktur berjalan tepat waktu dan sesuai spesifikasi. Selanjutnya pada Kamis (14/8/2025), agenda kembali ke Padang dengan sorotan utama pada Flyover Sitinjau Lauik. Proyek ini digadang-gadang akan mengurai kemacetan di jalur vital Padang-Solok yang selama ini menjadi keluhan utama pengguna jalan. Braditi Moulevey menegaskan, proyek ini tidak hanya soal kenyamanan berkendara, tetapi juga keselamatan. “Medan Sitinjau Lauik terkenal rawan kecelakaan. Flyover ini akan mengurangi risiko itu,” ujarnya. Siang harinya, rombongan dijadwalkan bergerak ke Pesisir Selatan untuk meninjau pembangunan jembatan penghubung. Menurut Braditi, infrastruktur penghubung di daerah pesisir sangat penting untuk mendukung sektor perikanan dan pariwisata. “Sebagai perantau, saya merasa punya tanggung jawab moral untuk ikut membangun kampung halaman. Tidak cukup hanya datang saat Lebaran, kita harus hadir membawa solusi,” katanya. Peran Perantau dalam Pembangunan Sebagai Sekjen DPP IKM, Braditi melihat perantau Minang sebagai aset besar yang belum dimanfaatkan optimal. Ia mengajak diaspora Minang untuk bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah. “Perantau punya jejaring, modal, dan pengetahuan. Kalau semua potensi itu dikelola dengan baik, Sumbar bisa bergerak jauh lebih cepat,” ujarnya. Ia mengapresiasi upaya Andre Rosiade yang konsisten memperjuangkan proyek strategis di tingkat pusat. Menurutnya, kemitraan antara wakil rakyat, pemerintah, dan komunitas perantau adalah formula terbaik untuk kemajuan daerah. Kunjungan kerja ini menegaskan satu pesan, yakni pembangunan di Sumbar tidak boleh terpusat di kota besar. Braditi Moulevey menekankan, daerah-daerah terpencil harus mendapat prioritas agar kesenjangan tidak melebar. “Infrastruktur telekomunikasi, jembatan, jalan, dan fasilitas publik harus menyentuh semua lapisan masyarakat. Hanya dengan begitu kita bisa bicara tentang kemajuan yang adil,” tuturnya. (*)

Dunsanak Uda Levi, Relawan yang Tetap Solid dan Setia Dukung Kiprah Braditi Moulevey

PADANG – Gerakan sosial Dunsanak Uda Levi menunjukkan eksistensinya sebagai komunitas yang terus berkembang dan solid dalam mendukung kiprah Braditi Moulevey Rajo Mudo, putra daerah asal Kota Padang yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM). Komunitas ini berangkat dari basis relawan dan kini bertransformasi menjadi gerakan sosial kemasyarakatan yang mengakar. Ketua Dunsanak Uda Levi, Babang Hamid, menyebut bahwa jaringan luas yang dimiliki Braditi Moulevey di tingkat nasional menjadi kekuatan penting dalam memperluas jangkauan gerakan sosial yang mereka bangun. “Braditi Moulevey Rajo Mudo memiliki jaringan yang luas, solid di tingkat pusat dan itu sangat berguna bagi kami agar lebih luas bergerak di bidang sosial kemasyarakatan,” ujarnya, Selasa (6/8/2025). Menurut Babang, Dunsanak Uda Levi akan selalu setia berada di belakang sosok yang mereka sebut Uda Levi itu. Loyalitas yang terbangun selama ini bukan hanya didasarkan pada latar belakang politik, tetapi pada ketulusan untuk bersama-sama membangun masyarakat, baik di Ranah Minang maupun perantauan. “Kami siap mendukung setiap langkah dari beliau,” katanya. Dalam waktu dekat, Dunsanak Uda Levi dijadwalkan akan bertemu langsung dengan Braditi Moulevey di Kota Padang dalam rangka silaturahmi. Momen ini juga akan dimanfaatkan untuk merancang kegiatan sosial lanjutan, sekaligus memperkuat sinergi antara perantau dan masyarakat di kampung halaman. “Kami ingin Uda Levi bisa kembali ke kampung dan berkiprah lebih besar untuk Kota Padang,” ujar Babang. Di sisi lain, Moulevey yang kini tengah fokus pada tugasnya di DPP IKM mengaku terharu atas semangat dan kesetiaan para relawan yang kini bertransformasi menjadi Dunsanak Uda Levi. Menurutnya, keberadaan komunitas tersebut menjadi penyemangat tersendiri dalam menjalankan amanahnya di organisasi perantau Minang terbesar secara nasional. “Saya bangga dan terharu melihat loyalitas mereka yang tetap hidup hingga saat ini,” kata Moulevey. Terkait dengan harapan para pendukung agar dirinya bisa kembali membangun Kota Padang dari dalam sistem pemerintahan, Moulevey memilih untuk tetap bersikap terbuka dan menunggu arahan dari partai tempatnya bernaung. “Terkait nanti saya akan ditugaskan sebagai apa dan di mana, saya serahkan sepenuhnya kepada partai. Yang jelas saya akan tetap tegak lurus dan siap menerima amanah apa pun,” ujarnya. Namun demikian, Moulevey menegaskan bahwa dirinya tidak akan melupakan asal-usulnya sebagai putra daerah dari Kota Padang. Baginya, kampung halaman tetap menjadi bagian penting dari pengabdiannya, baik melalui jalur sosial maupun organisasi kemasyarakatan. “Saya adalah putra daerah dari Padang. Tentu kita akan berbuat yang terbaik untuk kampung halaman dan masyarakat,” tegasnya. Ia pun menyatakan bahwa keberadaan Dunsanak Uda Levi akan menjadi pilar penting dalam menjaga komunikasi, silaturahmi, dan kolaborasi antara dirinya dengan masyarakat, baik yang ada di kampung maupun di rantau. “Ini bukan sekadar relawan, tapi keluarga. Saya sangat menghargai masyarakat serta pendukung yang masih setia dengan saya sampai saat ini,” tutup Moulevey. (*)