Politisi Gerindra Sebut Pasangan Iqbal-Amasrul tak Pede Hadapi Pilkada Padang, Puji Hendri Septa-Hidayat

braditi moulevey

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Braditi Moulevey merespons pola kampanye dan sosialisasi Calon Wali Kota (Cawako) dan Calon Wakil Wali Kota (Cawawako) Padang periode 2024-2029, Muhammad Iqbal-Amasrul. Moulevey melihat pasangan Iqbal-Amasrul meniru pola kampanye dan sosialisasi Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) periode 2024-2029, Mahyeldi-Vasko Ruseimy. “Bagi saya pribadi dan kami di Gerindra tidak masalah yah pasangan (Iqbal-Amasrul) ini meniru gaya kampanye Mahyeldi, termasuk Alat Peraga Kampanye (APK), karena mereka satu partai kan di PKS,” katanya kepada Radarsumbar.com, Kamis (19/9/2024) pagi. Namun demikian, kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Waka DPD) Partai Gerindra Sumbar itu, pasangan Iqbal-Amasrul juga harus paham dengan kode etik dan jalan politiknya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Padang 2024. “Iqbal harus paham, PKS itu berkoalisi dengan Demokrat di Pilkada Padang, bukan dengan Gerindra, silakan saja tiru pola kampanye Mahyeldi-Vasko, namun pertimbangkan juga etika berpolitik, jangan mendompleng nama Buya terus. Pilgub Sumbar dan Pilwako Padang adalah dua konteks berbeda,” katanya. Gaya dan pola kampanye Iqbal-Amasrul yang dinilai terlalu “menjual” nama Mahyeldi dinilai Moulevey sebagai sebuah langkah panik dan “mati kartu”. “Artinya apa? Pasangan ini tidak percaya diri atau tidak pede dalam bertarung di Pilkada Padang, mereka seperti sudah kehabisan cara dan kreativitas, terkesan tak ada langkah lain dalam upaya meraih suara masyarakat,” katanya. “Terlebih, dalam beberapa waktu belakangan berkaca dari hasil survei, pasangan ini selalu berada dalam posisi buncit atau paling bawah. Sehingga, mau tak mau, pasangan ini hanya mendompleng nama Mahyeldi yang juga pernah menjadi Wali Kota Padang. Padahal, Buya Mahyeldi tidak pernah berkampanye dengan gaya seperti Iqbal ini,” sambung Moulevey. Braditi Moulevey yang pernah lama aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Padang itu justru memuji pasangan Hendri Septa-Hidayat yang berjalan sesuai dengan alur dan langkah politik partai mereka masing-masing. “Meski PAN dan Gerindra berbeda jalan di Pilgub Sumbar, tidak ada satupun baliho dan atau Alat Peraga Kampanye (APK) Hendri Septa yang menyertakan Cagub yang diusung PAN. Sehingga, ini diartikan Hendri Septa dan Hidayat sangat pede dalam menghadapi Pilkada Padang, terlebih survei mereka belakangan ini terus menanjak naik,” katanya. Selain itu, katanya, pasangan Hendri Septa dan Hidayat ia nilai juga lebih memahami persoalan serta kebutuhan di Kota Padang pada saat sekarang. “Hendri Septa dan Hidayat itu menempuh pendidikan di Kota Padang, tinggal di Padang dan tidak ujug-ujug tampil atau muncul saat Pilkada datang, mereka lebih paham Padang. Hendri Septa pernah menjadi Anggota DPRD Padang, Wakil Wali Kota hingga Wali Kota di Padang, kemudian Hidayat dua periode menjadi Anggota DPRD Sumbar dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Padang. Keduanya juga menghabiskan masa sekolahnya di Padang, sehingga sudah pasti pasangan ini paham dengan permasalahan yang ada di Padang, serta kinerja mereka juga sudah tampak,” tutur Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta tersebut. (rdr)

Braditi Moulevey Dorong Pemko Padang Ciptakan Regulasi Jelas dan Tegas Soal Tindakan Kenakalan Remaja hingga Tawuran

Fraksi Gerindra KOta Padang

Calon Wali Kota Padang, Braditi Moulevey mendorong pemerintah ciptakan regulasi yang jelas dan tegas terkait tindakan kenakalan remaja yang kian marak belakangan ini di Ibukota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tersebut. Hal tersebut ia sampaikan untuk menanggapi maraknya aksi tawuran yang bahkan disebut-sebut sampai menimbulkan korban jiwa. “Hal ini sudah tak bisa dibiarkan lagi, aksi tawuran di Kota Padang sudah semakin marak dan menjadi-jadi, pemerintah tak bisa tinggal diam,” katanya, Senin (24/6/2024) malam. Moulevey yang pernah aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Padang mengatakan, regulasi yang jelas dan tegas sangat dibutuhkan agar mencegah aksi tawuran dan kenakalan remaja ini bisa dihilangkan. “Aturan itu tidak hanya harus jelas, tapi tegas mengatur bahwa aksi tawuran dan kenalakan remaja yang berdampak menimbulkan kerugian bagi masyarakat banyak itu tidak bisa dibenarkan sama sekali,” kata pria kelahiran Marapalam, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumbar tersebut. Bahkan, Braditi Moulevey juga mendorong bahwa regulasi yang jelas dan tegas itu harus mengikutsertakan poin bahwa bagi pelajar yang kedapatan melakukan perbuatan menyimpang, kriminal dan anarkis langsung dikeluarkan dari sekolah dan tidak bisa lagi pindah menempuh pendidikan di Kota Padang. “Artinya, Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kepala Sekolah harus menyiapkan pakta integritas bagi pelajar SD ke SMP yang hendak melanjutkan pendidikan harus bersedia menandatangani perjanjian atau pakta integritas untuk mampu mematuhi seluruh kaidah hukum dan aturan main yang telah disiapkan,” kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. “Untuk tingkat SMA, pemerintah provinsi juga harus melakukan hal serupa. Semua ini harus kita lakukan demi mencegah terjadinya kenalakan remaja ini lagi,” sambung Moulevey. Jika ia mendapatkan mandat dan amanah untuk memimpin Kota Padang, Braditi Moulevey memastikan akan langsung bekerja untuk menciptakan regulasi yang jelas dan tegas untuk mengantisipasi kenakalan remaja serta tindakan yang konkret. “Konsepnya sudah saya siapkan, tinggal nanti saya eksekusi ketika saya mendapatkan amanah memimpin Kota Padang ini lima tahun ke depan,” kata Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Padang yang pertama itu. Tidak lupa, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Waka DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sumbar itu juga mendorong polisi menyelesaikan kasus tawuran yang berujung kematian seorang remaja bernama Afif Maulana (13) pada 9 Juni 2024 lalu. “Polisi harus mengusut tuntas kasus ini, jika ada yang bersalah, segera ambil tindakan hukum yang tegas, siapapun pelakunya,” tutur pria kelahiran 7 Januari 1982 tersebut.

Fauzi Bahar: Braditi Moulevey Layak Memimpin Kota Padang

Fauzi Bahar Padang

Calon Wali Kota Padang, Braditi Moulevey dinilai layak untuk maju menjadi pemimpin di Ibukota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Padang periode 2004-2014, Fauzi Bahar Datuak Nan Sati yang kini menjabat sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM). “Saya kenal dia berpengalaman di organisasi, penampilannya cukup bagus. Begini yah, pemimpin itu seharusnya yang paham organisasi, sehingga dia paham maunya berbagai kelompok,” katanya kepada , Minggu (23/6/2024) siang. Seharusnya, kata politisi Partai NasDem itu, pemimpin itu harus mengurus permasalahan di luar, tidak terfokus kepada urusan di internal. “Karena itu urusannya Sekretaris Daerah (Sekda). Saya dahulu begitu, ketika saya menjadi Wali Kota Padang, yang mengurus di dalam (Aparatur Sipil Negara) itu Sekda, Emzalmi. Sekda ini lebih pintar daripada kita ini,” katanya. Seorang Wali Kota atau Bupati, katanya, mengurus masyarakat yang ada di luar dan mencarikan solusi terkait persoalan yang dikemukakan. “Saya melihat, gayanya itu seperti saya memimpin Kota Padang dahulu, ada kemiripan (dengan versi disempurnakan dan kekinian),” katanya. Selain itu, ia menyarankan Braditi Moulevey untuk rajin bersedekah setiap hari kepada masyarakat kurang mampu. Sedekah, katanya, memiliki kekuatan ampuh karena juga dianjurkan di dalam agama Islam. “Tidak usah banyak-banyak, misal, nampak orang kurang mampu atau kurang beruntung, bantu saja sebisanya, atau kasih saja makanan kepada orang tak mampu yang ditemukan di luar, itu sangat dahsyat itu efek positifnya, saya yakin itu,” katanya. Tidak lupa, ia meminta Wakil Ketua DPD Partai Gerindra itu untuk meminta doa dan restu dari orang tua, terutama ibu. “Jika ibu sudah memberi doa restu, maka itu urusannya sudah sama Tuhan, doa ibu itu, yakinlah, doanya itu tembus ke langit dan langsung diijabah,” katanya. Sebagai sesama orang Lubuk Minturun, Fauzi Bahar melihat Braditi Moulevey sangat layak untuk memimpin Kota Padang. “Yah, kembali lagi, dia itu udah kenyang berorganisasi. Sehingga kemampuan dan manajerialnya itu tak usah diragukan lagi. Saya juga kenal balik dengan keluarga besarnya. Kita lihat saja seperti apa perkembangannya nanti,” katanya. Sementara itu, Braditi Moulevey mengaku masukan dan saran dari Fauzi Bahar yang ia terima bisa diimplementasikan dalam niatnya maju menjadi kepala daerah. “Saya fikir ini sangat bagus, masukan beliau juga kami butuhkan. Bagaimanapun, beliau cukup paham dengan persoalan Kota Padang karena pernah menjadi Wali Kota selama dua periode,” kata pria yang lama berkecimpung di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Padang itu. Terkait dengan doa restu dan dukungan keluarga, kata Braditi Moulevey, niatnya maju sebagai Bakal Cawako Padang juga berawal dari dorongan orang terdekatnya. “Merekalah orang yang pertama kali mendorong saya untuk maju, sehingga saya merasa percaya diri dan yakin untuk ikut bertarung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Padang ini. Saya akan bekerja semaksimal dan sebaik mungkin jika amanah ini diberikan oleh masyarakat selama lima tahun ke depan,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) kelahiran Padang, 7 Januari 1982 tersebut. Braditi Moulevey merupakan anak dari pasangan Sidi Didi Tilkambas dan Bonita. Keluarga besar Braditi Moulevey bermukim di kawasan Tabing dan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah. Dia diketahui juga memikiki pandam pakuburan keluarga di Lubuk Minturun. Keluarga besarnya merupakan tokoh masyarakat pada era 90-an, yaitu Nazif Lubuk (Acip), Syafril Lubuk (Bujang) dan Makmur Lubuk (Tince). Keluarga besar orang tua Braditi Moulevey juga ada bermukim di Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumbar. Sementara sang ibu, Bonita, memiliki keluarga besar di Marapalam dan Parak Karakah, Kecamatan Padang Timur, Tanjung Saba, Pegambiran, Kecamatan Lubuk Begalung. Pandam pekuburan orang tua perempuannya berada di Pegambiran.

Braditi Moulevey : Drainase di Padang Butuh Pembenahan Besar-besaran

Budaya Minang Moulevey

Calon Wali Kota (Bacawako) Padang, Braditi Moulevey mengatakan drainase di Ibukota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) itu berantakan dan butuh pembenahan secara besar-besaran. Hal tersebut ia sampaikan buntut dari kejadian banjir yang selalu melanda Kota Padang setiap hujan deras dengan durasi di atas dua jam. “Itu hal yang sangat merugikan masyarakat di Kota Padang. Drainase di Kota Padang ini seperti tidak tertata dengan baik, baik itu dari perumahan, maupun jalan raya, jalan utama, ini harus segera kita rombak,” kata Moulevey, Sabtu (22/6/2024) siang. Persoalan drainase, kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra itu, merupakan hal yang sangat krusial dan vital karena menyangkut keselamatan dan secara tidak langsung berdampak kepada hajat hidup orang banyak. “Drainase ini penting, karena sebagai tempat mengalirnya air. Air dari hujan itu harus mengalir ke tempat yang rendah, jangan sampai air ini mampet sehingga tergenang dan terjadi banjir,” kata Ketua BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Padang yang pertama itu. Selain itu, pria kelahiran 7 Januari 1982 itu juga menyoroti kondisi teranyar dari banjir kanal di kawasan jati atau sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan yang kian tak terurus atau cenderung diabaikan. “Di daerah Jati itu saya lihat, Bandar Jati itu sudah tidak berfungsi lagi, itu harus segera dibersihkan, sumbatannya itu harus kita keluarkan, sehingga air bisa mengalir lagi ke muara dan kita bikin saluran baru sebanyak-banyaknya sehingga bisa menjadi lebih tertata lagi,” kata pria asal Marapalam, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang tersebut. Dirinya memastikan akan melakukan pembenahan secara besar-besaran terhadap seluruh drainase yang ada di Kota Padang agar tidak lagi terjadi banjir akibat intensitas hujan tinggi dan durasi lebih di atas dua jam. Jika nanti saya diberikan amanah untuk memimpin Kota Padang ini, in shaa Allah pembenahan besar-besaran akan saya lakukan dan hal ini sangat memungkinkan lantaran pemerintah pusat dalam hal ini Presiden terpilih adalah Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra, sehingga akan lebih gampang bagi kami untuk berkomunikasi merealisasikan apapun pembangunan dan pembenahan yang dibutuhkan di Kota Padang ini,” tutur Wasekjen DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. (*)

Braditi Moulevey dorong Restoran dan Kafe Sediakan Mushola

braditi moulevey

Calon Wali Kota Padang, Braditi Moulevey mengatakan, setiap restoran dan kafe wajib menyediakan Mushola hingga fasilitas umum yang representatif untuk pengunjung atau pelanggan yang datang. Pasalnya, keberadaan fasilitas umum berupa Mushola dan ruang menyusui atau laktasi bagi kaum hawa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kafe dan restoran itu sendiri. “Seharusnya, pihak pengelola atau pemilik dari bangunan memikirkan hal tersebut. Keberadaan musala dan ruang menyusui adalah hal mutlak dan sebuah keniscayaan,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Sumatera Barat tersebut, Jumat (21/6/2024) siang. Pernyataan tersebut disampaikan Braditi Moulevey menyusul komplain dari sejumlah pengunjung kafe Starbucks yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. “Sebagai daerah yang menganut filosofi Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK), keberadaan ruang untuk beribadah itu wajib, tidak bisa ditawar dengan apapun,” katanya. Braditi Moulevey mengatakan, dirinya akan mewajibkan bagi pelaku usaha yang hendak membuka kafe dan restoran di Kota Padang untuk menyediakan dua fasilitas umum tersebut. “Jika saya nanti terpilih memimpin Kota Padang ini, saya akan memastikan tidak ada lagi tempat seperti kafe dan restoran yang tidak menyediakan ruang beribadah dan ruang laktasi. Ini syarat wajib dalam suatu perizinan,” kata Moulevey yang juga Sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi WilayahJakarta Timuritu. Untuk menegaskan dan mengimplementasikan hal tersebut, eks petinggi KNPI Kota Padang itu akan membuat aturan dalam Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk menyediakan fasilitas umum tersebut. “Karena balik lagi, Kota Padang dan daerah lainnya di Sumbar menganut filosofi ABS-SBK yang menjadi panduan kehidupan masyarakat Ranah Minang, jangan hanya mencari untung dan segmentasi pasar, namun kita melupakan sisi spiritual kepada sang pencipta dan sikap menghargai privasi lawan jenis yang tengah menyusui atau saudara yang mengalami keterbatasan,” kata Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Padang yang pertama tersebut. Fasilitas ruang ibadah, katanya, juga tidak boleh ditempatkan pada ruang parkir, ruang bongkar muat barang, dan pembuangan sampah. Selain penempatan ruang ibadah, luas ruang ibadah pun diatur. Untuk bangunan dengan luas sampai 500 meter persegi, ruang ibadah harus dapat menampung paling sedikit 10 orang. Bangunan gedung dengan luas 500 meter persegi hingga 1.000 meter persegi, luas ruang ibadah harus dapat menampung paling sedikit 20 orang, sedangkan bangunan dengan luas di atas 1.000 meter persegi, luas ruang ibadah diwajibkan dapat menampung paling sedikit 40 orang. “Kemudian, luas ruang laktasi juga diatur sesuai dengan luas bangunan gedung. Bangunan gedung dengan luas 500 meter persegi harus membuat ruang laktasi yang dapat menampung paling sedikit lima orang, sedangkan bangunan dengan luas di atas 1.000 meter persegi, ruang laktasi yang dibuat harus dapat menampung paling sedikit 15 orang. Bangunan kafe dan restoran, kata Moulevey, juga harus menyediakan fasilitas khusus bagi penyandang difabel, berupa ram atau tangga miring serta toilet khusus. “Bagi setiap orang atau badan usaha yang melanggar ketentuan dalam perda ini akan dikenai sanksi administrasi berupa pemberhentian sementara kegiatan atau pencabutan atau pembatalan IMB,” katanya. Braditi Moulevey juga memastikan akan mencurahkan segala daya upaya, tenaga, fikiran dan waktunya untuk mewujudkan keinginan membangun Kota Padang agar bisa lebih naik kelas dari saat sekarang. “Jika kesempatan itu diberikan kepada saya, banyak ide dan gagasan positif yang bisa saya realisasikan untuk membangun Kota Padang,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut.

Ini Tips dan Pesan Penting dari eks Wawako Padang untuk Braditi Moulevey

Braditi Moulevey padang

Wakil Wali Kota (Wawako) Padang periode 2014-2019, Emzalmi memberikan banyak tips dan pesan penting kepada Bakal Calon Wali Kota (Bacawako) Padang, Braditi Moulevey. Pesan dan tips tersebut disampaikan saat Braditi Moulevey datang untuk sowan dan bertemu langsung dengan Emzalmi di kediamannya kawasan Pasar Baru, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (19/6/2024) sore. “Pertama kali itu adalah luruskan niat. (Braditi Moulevey) sebagai anak muda dan berpengalaman di bidang bisnis, salah satu syarat menjadi pemimpin adalah (kemampuan) manajerial,” kata pria dengan latar belakang birokrat tersebut. Kemampuan manajerial, kata Emzalmi, sangat dibutuhkan untuk memimpin Kota Padang dengan masyarakat yang berstatus heterogen atau berasal dari berbagai latar belakang. “(Kota) Padang adalah Ibukota Provinsi (Sumbar), masyarakatnya heterogen, yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin, bukan penguasa. Antara pemimpin dengan masyarakat, itu rata-rata air, seayun selangkah. (Pemimpin itu) didahulukan selangkah, ditinggikan seranting,” katanya. Menurut Emzalmi, syarat untuk menjadi pemimpin itu harus memiliki tiga hal. Yakni, tokoh, takah dan takih. “Pertama tokoh. Apakah ketokohan calon pemimpin, khususnya di Kota Padang ini sudah diakui oleh masyarakat banyak? Kemudian, ketokohan ini akan lebih sempurna jika juga diakui secara nasional. Atau paling tidak, di tingkat nasional dia sudah pernah berkiprah dan membuktikan prestasinya. Jangan sampai pernah bermasalah dengan hukum, terutama asusila (dan penyalahgunaan narkotika),” katanya. Kedua, kata Emzalmi, yakni Takah. Takah itu mencakup penampilan, performa dan kemampuan meyakinkan masyarakat bahwa ia layak dipilih. “Kalau saya lihat secara fisik, Braditi Moulevey memenuhi syarat (takah) itu, kemudian, intelektualnya, dan pengalamannya,” katanya. Ketiga, takih yang berarti amanah. Braditi Moulevey ia nilai selama ini cukup memiliki sikap yang amanah sehingga bisa menjadi modal kuat ketika memutuskan maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Padang 2024. “Jika selama ini dipercaya orang, maka ini modal, bahwa amanah yang diberikan kepada orang ini (Braditi Moulevey), bisa disupport dan dipercaya orang lain atau pun mungkin tidak banyak mengecewakan masyarakat. Ukuran kecewa itu secara kasat mata dapat dilihat dari komentar-komentar masyarakat,” katanya. Meski demikian, katanya, posisi kepala daerah merupakan jabatan politik. Artinya, butuh dukungan partai politik (parpol). “(Partai) Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini adalah partai kuat. Ini suatu modal yang kuat, ditambah Prabowo adalah Presiden terpilih, jika (kader) Gerindra yang jadi pemimpin di Kota Padang, maka komunikasi ke pusat menjadi lancar. Tinggal Moulevey bagaimana memanfaatkan potensi itu lebih dikenal orang. Bagaimanapun, cari pendamping yang menambah kekuatan, apakah orang partai atau birokrasi, tergantung hasil survei,” katanya. Dengan kekuatan tujuh kursi Partai Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang dari hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2024, maka untuk mendapatkan koalisi tidak akan susah. “Tinggal komunikasi politik, karena Moulevey lama di Padang, tinggal mensosialisasikan diri. Jangan lupa, tolak ukurnya adalah survei. Yakni, dikenal orang (popularitas), tingkat elektabilitas, kemudian keterpilihan. Jika hasil survei (tinggi kepada Braditi Moulevey) dan mendukung, kenapa tidak,” katanya. Dalam budaya Minangkabau, katanya, terdapat tiga filosofi lainnya sebagai bentuk harga diri atau marwah bagi masyarakat Minangkabau itu sendiri, yakni, disapo, diajak sato dan dan dibagi rato. “Disapo artinya apakah dia suka menyapa orang, bersikap ramah kepada siapapun dan tidak sombong serta membangun komunikasi dengan semua orang. Baurek ka bawah, bapucuk ka ateh, di tangah indak digirik kumbang,” katanya. Kemudian, diajak sato. Artinya, bersinergi dengan semua pihak dan lini. Braditi Moulevey, kata Emzalmi harus bisa dan wajib melibatkan semua orang dalam mengambil kebijakan dan keputusan. “Termasuk pemilihan tim sukses nantinya, jangan salah pilih yang justru merugikan kandidat itu sendiri. Kemudian, ketika terpilih, libatkan semua orang sehingga mereka itu merasa dianggap ada dan terjaga eksistensinya,” katanya. Selanjutnya, dibagi rato atau dibagi rata. Artinya, implementasi dibaok sato itu akan bermuara kepada pembagian tugas pokok dan fungsi (tupoksi) ketika dalam menjalankan pemerintahan atau pekerjaan bisa terbagi rata dengan baik. “Kita tidak bisa menampik bahwa masyarakat masih punya simpati dengan figur dengan basic (latar belakang) keagamaan, Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) untuk pendamping. Ini bisa dikaji, apakah dengan situasi saat ini pola seperti itu tepat. Kuncinya ada di Wali Kota, karena ia yang memegang kendali pemerintahan,” katanya. Bagian lain dari niat untuk maju dalam pengabdian ini adalah salat istikharah, tahajjud, dukungan keluarga dan pasangan. “Itu sekilas persiapan yang harus dilakukan, di Minang itu gunakan prinsip pandai-pandai, lamak di awak, katuju di urang. Perasaan orang Minang itu halus. Di sana kita diajarkan bisa cerdas memahami karakter masyarakat,” katanya. Terkait dengan hal teknis, terutama langkah pembangunan di Kota Padang itu, Emzalmi akan memberikan arahan kepada Braditi Moulevey jika Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Waka DPD) Gerindra Sumbar itu mendapatkan mandat dari partai. “Sehingga ketika terpilih nanti, tidak dimulai lagi dari nol, bisa melaksanakan apa yang sudah berjalan. Ada 20 prioritas yang mendesak,” katanya. “Saya suka (ada) anak muda (tampil), karena kreatif, memang harus regenerasi, jika tak ada anak muda yang punya nyali, maka tak maju kota ini. Namun, jika sudah banyak kepentingan, sudah terabaikan yang riil, sehingga kepentingan masyarakat itu tak terpenuhi,” sambungnya. Sementara itu, Braditi Moulevey mengaku banyak mendapatkan ilmu dan wejangan yang sangat berisi dari Emzalmi selaku birokrat dan politisi senior di Kota Padang. “Semuanya daging (berisi) dan itu sangat sangat berguna bagi saya. Semua pesan dan tips itu akan saya kombinasikan dalam visi-misi saya untuk maju di Pilkada Padang ini,” katanya. Dirinya ingin membangun sinergitas dengan semua pihak dalam membangun pemerintahan. “Tidak akan pernah berhasil pembangunan dan kinerja jika tak didukung semua pihak. Memang pemerintahannya berbeda dengan perusahaan, tetapi pendekatannya tetap sama, yakni melalui human atau kemanusiaan,” tuturnya. (*)

Idul Adha Mengajarkan Kita Tentang Makna Ikhlas dan Berkorban

Idul Adha

Bakal Calon Wali Kota (Bacawako) Padang, Braditi Moulevey menyebut Idul Adha adalah momentum bagi umat Islam untuk semakin meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu, kata Moulevey, Idul Adha juga mengingatkan lagi kepada manusia tentang bagaimana bersikap ikhlas dan rela berkorban, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS ketika diperintah Allah SWT untuk mengorbankan anaknya, Nabi Ismail AS. “Idul Adha ini mengingatkan kita kepada ketaatan dan kemantapan tauhid Nabi Ibrahim kepada Allah SWT, yang dengan keikhlasannya menjalankan perintah Allah untuk mengurbankan anaknya Nabi Ismail AS. Itu semua semata-mata mencari ridho Allah SWT,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Waka DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sumatera Barat (Sumbar) tersebut, Selasa (18/6/2024) siang. Idul Adha, kata pria yang akrab disapa Levi itu, juga menjadi momen atau langkah bagi orang tua untuk terus mendidik anak-anak menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta, Allah SWT dan membentuk adab. Pendidikan adab dari usia dini dan bangku sekolah perlu untuk ditingkatkan lagi. Pasalnya, fondasi awal kehidupan itu sejatinya dimulai dari usia dini. Semua itu sudah ia susun dalam kerangka kerja dan visi-misinya sebagai Cawako Padang dan siap untuk mengimplementasikannya jika ia sudah mendapatkan mandat dari Partai Gerindra, tempat ia meniti karier politiknya. “Saya sudah mencoba mendesainnya, di mana dalam visi-misi saya itu yakni mewujudkan Kota Padang maju menuju Indonesia Emas 2045,” kata Braditi Moulevey. “Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pemerintah Kota (Pemko) Padang itu (di bidang pendidikan) di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), kami fokus di SD karena itu Golden Age. Membentuk karakter dimulai dari SD,” kata Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Padang yang pertama itu. Selain meningkatkan pemahaman agama, eks petinggi di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Padang itu juga menyoroti krisis adab dan moral yang terjadi selama beberapa tahun belakangan ini. “Saat ini (kita tidak boleh menutup mata) krisis adab dan moral, tawuran hingga LGBT (serta tindakan kriminal lainnya). Caranya, harus meningkatkan kompetisi guru, guru ini wajib ditingkatkan, jangan sampai gagap teknologi (gaptek), karena transformasi digital sudah cukup canggih,” kata Moulevey yang juga Sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah (Orwil) Jakarta Timur (Jaktim) itu. Sehingga, kata pria dengan gelar adat Rajo Mudo itu, para pelajar bisa lebih meningkat budi pekerti dan adabnya dengan mengkombinasikan pendidikan agama dengan transformasi digital. “Semua itu dimulai dari usia dini. Kita harus menyiapkan infrastruktur yang mumpuni, bagaimana milenial dan Gen Z ini juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk bersaing di era digitalisasi ini,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. (*)

Calon Walikota Padang, Braditi Moulevey Lebaran bersama Keluarga

moulevey lebaran

Bakal Calon Wali Kota Padang periode 2024-2029, Braditi Moulevey tidak ikut ketinggalan merayakan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah di kampung halamannya. Bahkan, pengusaha nasional asli Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) itu ikut memboyong anak beserta istrinya dari Jakarta untuk berlebaran bersama keluarga besarnya di rumah orang tua kawasan Marapalam, Kecamatan Padang Timur. “Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, saya membawa istri beserta anak-anak saya berlebaran merayakan Idul Adha 1445 Hijriah di kediaman keluarga besar kami di Kota Padang,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Sumbar tersebut, Senin (17/6/2024) siang. Pria yang akrab disapa Moulevey itu mengatakan, merayakan lebaran bersama keluarga adalah momen yang tak ternilai harganya. “Lebaran ini bisa menyatukan dan mengumpulkan antar anggota keluarga dan sanak saudara yang disibukkan dengan rutinitas sehari-hari, baik di ranah maupun di rantau,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. Dalam suasana lebaran ini, Braditi Moulevey mengajak seluruh warga Kota Padang untuk bisa menjadi semakin lebih baik lagi ke depannya. “Idul Adha merupakan momen untuk kita mengorbankan seluruh kemampuan yang kita miliki agar bisa berguna bagi orang banyak dan membuang segala sifat jelek yang ada di dalam diri,” kata pria yang pernah menjadi pengurus KNPI Kota Padang itu. Selain merayakan Idul Adha 1445 Hijriah di kampung halamannya, Braditi Moulevey juga ikut berkurban di kawasan Marapalam, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumbar. “Kami ikut berkurban sebagai bentuk wujud rasa syukur kami kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang diberikan kepada kami sekeluarga. Saya sangat senang bisa ikut berkurban, terlebih spesial berkurban di tempat saya dibesarkan ini,” tuturnya. (*)

Braditi Moulevey di Padang TV

Moulevey Padang TV

Bakal Calon Wali Kota (Bacawako) Padang, Braditi Moulevey memaparkan sejumlah program kerjanya dalam memimpin Ibukota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) itu jika dipercaya oleh rakyat. Terbaru, Braditi Moulevey tampil sebagai bakal calon perdana di program Alek Demokrasi yang disiarkan oleh stasiun televisi swasta, Padang TV yang dipandu oleh Oktafril Febriansyah pada Rabu (12/6/2024) malam. Program Alek Demokrasi yang disiarkan Padang TV bekerjasama dengan Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) mengangkat tema ‘Tantangan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Kota Padang’. Dalam pemaparannya, Braditi Moulevey mengatakan, dirinya sudah mewakafkan diri untuk kembali ke Kota Padang untuk mengabdi di kampung halamannya tersebut. Sebagai Ibukota Sumbar, Kota Padang merupakan pintu masuk ekonomi, pariwisata dan sosial lainnya harus tumbuh. Pasca Covid-19, seperti stagnan, pertumbuhan ekonomi tidak tumbuh dengan baik, bagaimana komunikasi pimpinan daerah dengan masyarakat sepertinya ada hambatan. Dengan jaringan yang saya punya, khususnya Presiden Indonesia yang terpilih adalah Prabowo Subianto tentu memudahkan kita untuk berkomunikasi ataupun meminta bantuan agar Kota Padang ini menjadi lebih baik lagi,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu. Braditi Moulevey mengatakan, dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kurang dari Rp1 triliun, membuat Kota Padang membutuhkan bantuan sumber lain dari APBN, investasi luar atau pihak ketiga. “Itu adalah opsi-opsi yang kita pilih. Tentunya kebijakan saya sebagai Wali Kota, in shaa Allah jika dipilih oleh partai, tentu kita membawa konsep bagaimana semua pihak, baik antara masyarakat, generasi muda, kelompok disabilitas, lansia itu semua mendapatkan kesempatan yang sama,” kata pria yang juga Wasekjen DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. Dengan melibatkan semua pihak, katanya, bisa meningkatkan ekonomi dan program yang diusung bisa berjalan dengan baik. “Saya dulu pernah jadi Ketua HIPMI Kota Padang dan saat ini sebagai pengurus di HIPMI Pusat, artinya apa? Kami sebagai pengusaha tentu melihat peluang, peluang investasi di Padang ini sangat banyak dan terbuka lebar,” katanya. “Saya sudah beberapa kali berkomunikasi dengan teman pengusaha, mereka sebenarnya berminat berinvestasi di Kota Padang, namun leadership, kebijakan apa yang bisa kita berikan kepada mereka?,” sambungnya. Braditi Moulevey juga menyoroti kondisi Pasar Raya saat sekarang yang semrawut, meskipun sebagai pusat perekonomian di Kota Padang. “Kemudian, tempat lain yang bisa dimaksimalkan sebagai pendapatan daerah itu sangat semrawut, parkir, trotoar semrawut, membuat Kota Padang kurang seksi untuk para investor, ditambah kebijakan yang tidak maksimal, khususnya UMKM. Saya melihat pemerintah perlu memberikan intervensi untuk memberikan stimulus,” katanya. Dalam sejarahnya, kata Moulevey, Kota Padang, merupakan pusat perdagangan negara lain melalui Muaro. Selain itu, Padang juga merupakan kota maritim. “Selama ini kita lihat, cold storage itu tidak mencukupi di Kota Padang, sementara Padang ini Kota Maritim, kita punya Pelabuhan Teluk Bayur namun tidak bisa dimaksimalkan dengan baik, hasil perikanan bisa kita ekspor, ini suatu kerugian yang besar, padahal permintaan daging dan ikan itu sangat besar, terutama di wilayah pesisir barat Sumatera. Seandainya ada investor yang berminat, ini peluang besar bagi Kota Padang,” katanya. Braditi Moulevey akan meminta kepada pemerintah pusat untuk menjadikan Teluk Bayur menjadi salah satu pelabuhan yang bisa mengekspor hasil bumi dan perikanan. “Sehingga hasil bumi itu bisa langsung diekspor tanpa harus berputar atau transit melalui provinsi lain,” katanya. Untuk menyiapkan itu semua, katanya, tentu pemimpin Kota Padang harus memiliki jaringan, menyiapkan infrastruktur, kebijakan dan memberikan kesempatan kepada UMKM, generasi muda, serta pengusaha. “Masyarakat Kota Padang ini pada umumnya berjiwa pedagang, jarang yang bermental, mohon maaf buruh, tapi memang yang ini kita berikan stimulus, jadi bagaimana pedagang pemula ini mendapat ruang. Apalagi ada program Pak Prabowo kredit khusus pengusaha startup, sehingga itu bisa menjadi bagian untuk meningkatkan ekonomi,” tutur Fungsionaris Badan Pimpinan Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut.

Braditi Moulevey Lepas Hendri Septa Tunaikan Ibadah Haji

Hendri Septa Moulevey

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sumatera Barat (Sumbar), Braditi Moulevey melepas Wali Kota Padang periode 2021-2024, Hendri Septa menunaikan ibadah haji ke tanah suci, Sabtu (8/6/2024) sore. Jamaah haji undangan khusus itu berjumlah 60 orang dari seluruh Indonesia dan dilepas langsung oleh Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, H E Faisal bin Abdullah Al-Mudi. Braditi Moulevey mengatakan, Hendri Septa berangkat ke Tanah Suci untuk memenuhi undangan khusus dari Kerajaan Arab Saudi. “Pelepasannya di salah satu hotel berbintang kawasan Jakarta Selatan. Jadi keberangkatan beliau tanpa didampingi istri dan anak-anak, hanya Hendri Septa seorang, karena ini undangan khusus, sifatnya by name, by address,” kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. Pria yang digadang-gadang kuat berpasangan dengan Hendri Septa di Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Padang itu mengatakan, dirinya ikut melepas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Padang itu sebagai bentuk penghormatan. “Kami tidak ada membahas politik, tidak ada membahas apapun soal Pilkada, murni saya hanya ikut melepas Uda Hendri Septa, karena selain beliau, dari Sumbar itu ada Rektor Unand, Efa Yonnedi dan salah satu Forkopimda juga ikut berangkat haji,” kata Bakal Calon Wali Kota (Bacawako) Padang itu. Dalam pertemuan itu, Braditi Moulevey juga meminta doa kepada Hendri Septa agar setiap langkah dan niat baiknya selalu dimudahkan oleh Allah SWT. “Beliau memastikan tidak akan lupa mendoakan semua orang di dalam kehidupannya, termasuk dia berjanji akan mendoakan saya, karena itu termasuk utang di dalam hidupnya yang harus dilunasi,” tuturnya. (rdr)