Sekjen DPP IKM Imbau Perantau Minang Tahan Diri usai Korban Jiwa Demo DPR, Minta Polisi Transparan

JAKARTA – Perantau Minang yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI pada Kamis (28/5/2025). Ia menekankan pentingnya menahan diri di tengah situasi yang sedang memanas. “Kami berduka atas jatuhnya korban dalam demo di DPR RI. Kami berharap seluruh Perantau Minang di manapun berada bisa menahan diri dan tidak memperkeruh keadaan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/8/2025). Braditi Moulevey menegaskan, aksi unjuk rasa merupakan hak konstitusional setiap warga negara. Namun, ia mengingatkan agar demonstrasi dilakukan dengan tertib, mematuhi aturan yang berlaku, serta tidak menimbulkan kerusuhan. Menurutnya, aspirasi sebaiknya disampaikan melalui saluran-saluran resmi agar tetap terjaga suasana kondusif. Ia juga meminta masyarakat, khususnya Perantau Minang, tidak mudah terprovokasi atau terjebak informasi palsu. “Selidiki dulu informasinya, lakukan tabayyun terhadap kabar yang beredar di berbagai platform media. Jangan sampai kita terjebak hoaks yang bisa memecah belah bangsa,” tambahnya. Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Levi mengingatkan agar aksi unjuk rasa tidak berujung pada tindakan yang berdampak hukum. “Apabila ingin mengadakan kegiatan unjuk rasa, lakukan dengan tertib, jangan terpancing provokasi, dan tetap damai. Jadilah bagian masyarakat yang peduli tanpa menciptakan keresahan baru,” katanya. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga Almarhum Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek online (ojol) yang meninggal dunia usai diduga terlindas mobil lapis baja Brimob. Affan diketahui bukan peserta aksi, melainkan sedang mengantarkan pesanan pelanggan ketika peristiwa itu terjadi. “Harapan kami, kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kasusnya harus dievaluasi, pelaku ditindak tegas, dan proses hukum dilakukan secara transparan. Tidak boleh ada yang ditutupi, apalagi korban bukan demonstran, tetapi seorang warga yang sedang bekerja,” tegas Moulevey. Ia menekankan, peristiwa tersebut seharusnya menjadi momentum evaluasi bagi aparat agar pengamanan aksi tidak menimbulkan korban di luar peserta demonstrasi. Menurutnya, kepolisian perlu membuka kasus ini secara jelas di hadapan publik agar kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum tidak luntur. Ia menyerukan kepada Perantau Minang dan masyarakat luas menjaga kedamaian di tengah dinamika politik, ekonomi dan sosial. “Mari kita semua menahan diri. Semoga tidak ada lagi korban berikutnya dan kondisi bangsa ini bisa dilalui dengan baik,” imbuhnya. (*)
Perantau Minang Serukan Kedamaian usai Kasus Rumah Doa Padang Sarai

PADANG – Perantau Minang yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, mengajak seluruh pihak untuk menahan diri menyikapi insiden pengrusakan Rumah Doa jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Ia menegaskan pentingnya menjaga kerukunan serta tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Menurut Braditi Moulevey, masyarakat Sumbar dikenal memiliki tingkat toleransi yang tinggi dan selama ini hidup berdampingan dengan saling menghormati perbedaan. “Saya lahir dan besar di Padang. Saya sangat meyakini bahwa masyarakat kita memiliki budaya toleransi yang kuat,” ungkapnya saat dihubungi, Selasa (29/7/2025). Ia mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam menerima informasi yang beredar, terlebih di tengah derasnya arus hoaks yang dapat memicu konflik lebih besar. Moulevey pun berharap masyarakat tidak menelan mentah-mentah informasi di media sosial. Ia mengingatkan kembali pentingnya saring sebelum sharing demi menjaga suasana tetap kondusif. Moulevey juga mengapresiasi langkah cepat pemerintah dan aparat yang berupaya menyelesaikan persoalan tersebut secara adil. “Saya percaya pemerintah bekerja keras menangani persoalan ini. Semua pihak di tingkat nasional hingga para perantau Minang pun memerhatikan masalah ini dengan serius,” katanya. Braditi Moulevey Rajo Mudo menyampaikan keyakinannya bahwa peristiwa ini tidak akan memecah belah masyarakat Sumbar. “Sebaliknya, saya percaya ini akan membuat kita semakin kuat dan bersatu ke depannya,” katanya. Insiden pengrusakan Rumah Doa Padang Sarai yang terjadi Minggu sore itu terjadi ketika sejumlah warga RT 03 RW 09 mendatangi rumah milik jemaat GKSI. Rumah tersebut sudah lama difungsikan sebagai tempat pendidikan agama Kristen bagi anak-anak, namun sebagian warga keliru memahaminya sebagai rumah ibadah gereja. Pendeta Dachi menjelaskan, kesalahpahaman inilah yang menjadi pemicu utama ketegangan. “Sebagian warga mengira rumah tempat pendidikan ini adalah gereja. Padahal bukan,” ucap Dachi, dalam mediasi yang digelar di Kantor Camat Koto Tangah, Minggu (27/7/2025) malam. Insiden ini menodai persiapan Kota Padang yang sedang bersiap merayakan Hari Jadi Kota (HJK) Padang ke-356 tahun. Aksi tersebut bahkan mengakibatkan dua orang mengalami luka. Merespons cepat, aparat Polresta Padang mengamankan sembilan orang yang diduga terlibat pengrusakan. Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin menyatakan proses hukum akan berjalan profesional dan transparan. “Tidak ada ruang bagi pelaku intoleransi. Kami akan menindak tegas sesuai aturan yang berlaku,” tegas Solihin. Ia juga meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing provokasi. Perhatian serius juga diberikan Wali Kota Padang, Fadly Amran, yang turun langsung memimpin pertemuan mediasi. Hadir pula Kapolsek Koto Tangah Kompol Afrino dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Padang, Prof Salmadanis. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan penting bahwa insiden ini murni akibat kesalahpahaman, bukan persoalan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). “Pertama-tama, kita harus pahami perasaan saudara-saudara kita yang menjadi korban, baik luka fisik maupun psikologis. Ini bukan konflik agama, melainkan kesalahpahaman,” ujar Fadly. Ia juga memastikan bahwa tindakan yang termasuk pidana tetap akan diproses sesuai hukum. “Kesalahpahaman sudah clear. Soal tindakan pidana tetap kami proses secara profesional,” tambahnya. Ketua FKUB Kota Padang Prof Salmadanis menekankan pentingnya memperkuat dialog lintas agama dan membangun pemahaman bersama agar kesalahpahaman serupa tidak terulang. “Kami terus mengajak masyarakat saling menghormati dan memahami perbedaan. Kebebasan beragama adalah hak konstitusional,” katanya. Saat ini, sembilan terduga pelaku sudah ditahan di Polresta Padang. Aparat menegaskan proses hukum akan dilaksanakan terbuka agar masyarakat yakin penanganan dilakukan adil dan profesional. Insiden pengrusakan rumah doa ini menjadi pengingat bahwa kebebasan beragama dan kerukunan antarumat bukan hanya semboyan, tetapi tanggung jawab kolektif masyarakat, pemerintah, serta aparat penegak hukum. (*)
Braditi Moulevey Rajo Mudo Perkenalkan IKM Jakarta Lewat Baliho di Kampung Halaman

Padang – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, mengungkapkan bahwa dirinya telah memasang sejumlah baliho penyambutan bagi para perantau Minang yang tersebar di berbagai lokasi strategis di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Pemasangan baliho tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperkenalkan IKM kepada masyarakat di kampung halaman serta para perantau yang pulang kampung, khususnya pada momentum Idul Fitri 1446 Hijriah. “Intinya, ini merupakan wujud tanggung jawab saya sebagai ketua IKM Jakarta untuk lebih memperkenalkan organisasi kepada masyarakat di kampung halaman. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan IKM kepada perantau Minang yang sedang pulang kampung,” kata Braditi Moulevey, Rabu (2/4/2025). Baliho-baliho tersebut, katanya, ditempatkan di lokasi-lokasi strategis seperti kawasan Sawahan, Pasar Pagi Raden Saleh, Indarung, Pantai Padang, hingga Simpang Kampung Jua Bypass. “Penempatan di berbagai titik ini bertujuan untuk memastikan para perantau yang baru tiba di Kota Padang bisa mengetahui IKM dan keberadaan kami secara tak langsung,” katanya. Pada baliho yang dipasang terpampang foto Braditi Moulevey Rajo Mudo dengan ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah” dan “Selamat Datang Perantau Minang di Kota Padang”. “Pesan tersebut menjadi simbol penyambutan hangat dan penghormatan kepada tradisi pulang kampung yang menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Minangkabau,” katanya. Inisiatif pemasangan baliho ini, kata Moulevey, juga mencerminkan peran aktif organisasi IKM Jakarta dalam menjaga silaturahmi antara perantau Minang yang berdomisili di Ibukota dengan kampung halaman mereka. “Melalui kehadiran visual ini, IKM Jakarta berupaya membangun jembatan komunikasi dengan masyarakat di tanah kelahiran sekaligus memperkuat eksistensi organisasi di mata publik,” kata pria yang akrab disapa Levi tersebut. Sebagai organisasi paguyuban yang menaungi perantau Minang di Jakarta, IKM kata Moulevey, memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai dan identitas budaya Minangkabau di perantauan. “Pemasangan baliho-baliho ini merupakan salah satu bentuk komunikasi organisasi dengan masyarakat luas,” katanya. Selain itu, katanya, momentum Idul Fitri yang identik dengan tradisi pulang kampung menjadi kesempatan strategis bagi IKM Jakarta untuk menyapa perantau dan masyarakat di kampung halaman. “Kami pertegas, bahwa pemasangan baliho ini juga sekaligus memperkenalkan keberadaan organisasi yang menjadi rumah bagi perantau Minang di Jakarta,” tuturnya. (*)